Diberdayakan oleh Blogger.

Facebook

Mitra Karung Media


Berita Kali Rungkut

disabilitas

Pengentasan Kemiskinan

all

Video News

Radio di mata millenial

Lantunan lagu berjudul Zona nyaman dari grup musik "Bumbu Dapur" Dari SMKN 7 Surabaya meyemangati siswa siswi yang akan mengikuti talkshow "Radio dimata Millenial". Digawangi duo MC Fitri Rianti dan Wahyu Can menambah riuh dan ramai acara ini.

Kegiatan yang di selenggarakan oleh RRI Pro 2 ini merupakan rangkaian RRI Goes to School dan Goes to Campus. Dan SMKN 7 merupakan rangkaian ke 4 , penandatangan MOU antara pihak sekolah dan RRI di harapkan dapat terjalin kerjasama yang bisa membawa manfaat. Mensinergikan program kedua belah pihak.

Disiarkan secara langsung, kegiatan pada hari kamis, 19 september 2019 pukul 10.00 .Bertempat di SMKN 7 dapat dinikmati secara langsung melalui live streaming di www.rri.co.id, RRI play melalui playstore, chanel youtube RRI surabaya.

Narasumber kegiatan ini yaitu, Kepala sekolah SMKN 7 Bapak Mudianto dan Bapak Gandi Wicaksono dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur dengan
Moderator Wahyu Can dari RRI Surabaya.

Radio masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Di rumah, saat di perjalanan dalam kendaraan, mau pun di putar di tempat umum yang dapat dinikmati secara beramai ramai.



Jurusan tekhnik audio video di SMKN 7 menjawab Kebutuhan industri masa kini dan masyarakat. Sebut Kepala Sekolah SMKN 7. Dan untuk pembelajaran, SMKN 7  tidak hanya fokus kepada struktur kurikulum saja tetapi diperdalam kompetensinya, semakin punya keahlihan dan kemampuan akan semakin bagus. Dengan hasil akhir menjadi murid   terbaik yang memiliki banyak kemampuan mumpuni.

Undang Undang no 32 tahun 2002.
Fasilitasi media dan partisipasi dari Masyarakat dapat di sinergikan.Lanjut Bapak Gandi Wicaksono dari KPID. Masyarakat, adek adek SMKN 7 sebagai warga milenial dapat menyampaikan yang dibutuhkan berupa program. Anak muda punya kesempatan, punya hak. menyampaikan program bagi radio. Radio punya kewajiban untuk menampungnya.

Program Pro 2 RRI punya wadah dialog "numpang nampang" bagi teman teman milenial yang memiliki prestasi dan punya karya.
Utk komunitas RRI Pro 2 memiliki program "Obrolan kekinian" .
Program  untuk mengekspresikan segala bakat, kemampuan dapat  bergabung di "program yang muda yang kreatif" Ini juga bisa untuk radio radio komunitas seperti radio kampus.

Rasanya dialog ini bisa menjawab tantangan radio di mata millenial karena  berbagai program dapat menjadi wadah muda mudi millenial. KPID sebagai lembaga tinggi negara menyediakan kesempatan untuk muda mudi milenial berdiskusi dan sebagai penjawab dari berbagai pertanyaan sekaligus fasilitator jembatan antara masyarakat dan radio.
Radio menjadi media sebagai pilihan diantara media sosial yang ada. Media radio sebagai media yang bisa menangkal hoax serta panyampai informasi. Dan radio pun dapat di dengar di lihat secara live dengan berbagai kanal media sosial Zaman now melalui youtube , website serta aplikasi di playstore.


Pada kesempatan ini RRI juga memperkenalkan kentongan, alat yang sejak zaman dahulu digunakan sebagai penanda (alarm) bagi masyarakat. Adapun tujuannya adalah untuk memunculkan lagi pentingnya kentongan sebagai alarm.




Harmoni Datang dari Persatuan


Unity in Harmoni, Harmoni datang dari persatuan. Bisa dibayangkan dengan 1340 suku bangsa, 742 bahasa daerah, 7241 ragam budaya ( Sensus Badan Pusat Statistik, 2010 ). Kita yang berbeda ini,  tetap satu jua. Pendahulu kita terdahulu sudah sangat paham ketika memunculkan , bhineka tunggal ika menjadi semboyan persatuan  kehidupan berbangsa dan bertanah air kita sejak dahulu sampai saat ini.




Bukan hal yang aneh jika bangsa Indonesia ini tersebar dari sabang sampai merauke memiliki ragam ras, budaya, bahasa, warna kulit, dengan tidak melupakan nilai nilai luhur kepercayaan yang hidup dan berkembang di lingkungan masyarakat masing masing dapat berjalan harmoni dalam jiwa dan semangat  Negara Kesatuaan Republik Indonesia. Keberagaman yang dapat diterima oleh seluruh bangsa Indonesia.

Suasana shalat berjamaah di mushola Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC)  Surabaya . Ketika temannya yang muslim shalat, yang beragama lain menunggu di luar mushola. (Foto: dok pribadi)


Berbeda itu hanyalah luaran ciri fisik tanda  lahir yang berbeda. Tetapi hati, pikiran dan semangat kita satu. Kita semua sama bangsa indonesia. Unity in diversity dalam naungan negara indonesia.


Begitupun kehidupan sosial bermasyarakat yang kita jalani. Sudah biasa, inklusi menjadi satu perekat kita  dengan saudara saudari kita penyandang disabilitas. Saya lebih suka menyebutnya, Unity in human being. Karena sesungguhnya mereka tidak kita bedakan pada ketidakmampuan dis-able dan diff-able-nya. Kesatuan kita sama diciptakan sebagai manusia tanpa perbedaan ,makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang sangat sempurna.. 


"Cacat itu hanya tanda lahir semata, tidak ada perbedaan dengan yang tidak cacat".  Mengutip dari perkataan sahabat disabilitas tunarungu (Baca: cacat = disabiitas.  Dalam UU no.16 tahun 2016). Jadi tidak ada yang berbeda , pun  di dalam kehidupan sosial bermasyarakat dimana kita hidup berdampingan dengan mereka.

Mereka sama seperti kita, dapat hidup bermasyarakat, bersosialisasi dengan lingkungannya, bekerja mencari nafkah, hidup dengan keluarganya, menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya dan mereka human being, manusia yang sama dengan kita. Tidak ada yang berbeda. Inilah keberagaman yang hakiki. Tidak perlu untuk di takuti ,dijauhi atau kuatir bersentuhan dengan mereka dan tidak perlu pula dikasihani karena mereka tidak butuh .Yang dibutuhkan adalah pengakuan keberadaan mereka yang sama seperti kita. Bagian bangsa yang besar ini.

Bersatu dalam perbedaan. kehidupan bersosial yang ada di dalam masyarakat sekitar. Memperlihatkan #keberagamanmasyarakat  yang ada di bumi pertiwi Indonesia ini.


Karena kita semua sama dalam konsep diversity in Human  being yang tadi di sampaikan di awal paragraf artikel ini. Yang jangan dilupakan diversity bukan perbedaan tetapi keberagaman.

.
kegiatan pengibaran sang saka merah putih 17 agustus 2019 oleh sahabat DMI disabilitas Surabaya.
foto: dok.pribadi


Maka ketika konsep itu sampai di diri kita masing masing. Menyadari itu sebagai harmoni indah hidup di Indonesia maka yakinlah akan hidup damai sentosa seperti cita cita luhur pahlawan yang telah berjuang mempersatukan kita semua menjadi satu bangsa yang besar.

Penulis: eka Dian Riani - kim karung -kelurahan kalirungkut