Harmoni Datang dari Persatuan
Unity in Harmoni, Harmoni datang dari persatuan. Bisa dibayangkan dengan 1340 suku bangsa, 742 bahasa daerah, 7241 ragam budaya ( Sensus Badan Pusat Statistik, 2010 ). Kita yang berbeda ini, tetap satu jua. Pendahulu kita terdahulu sudah sangat paham ketika memunculkan , bhineka tunggal ika menjadi semboyan persatuan kehidupan berbangsa dan bertanah air kita sejak dahulu sampai saat ini.
Bukan hal yang aneh jika bangsa Indonesia ini
tersebar dari sabang sampai merauke memiliki ragam ras, budaya, bahasa, warna
kulit, dengan tidak melupakan nilai nilai luhur kepercayaan yang hidup dan
berkembang di lingkungan masyarakat masing masing dapat berjalan harmoni dalam
jiwa dan semangat Negara Kesatuaan Republik Indonesia. Keberagaman yang dapat diterima oleh seluruh bangsa Indonesia.
Suasana shalat berjamaah di mushola Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) Surabaya . Ketika temannya yang muslim shalat, yang beragama lain menunggu di luar mushola. (Foto: dok pribadi) |
Berbeda itu hanyalah luaran ciri fisik tanda lahir yang berbeda. Tetapi hati, pikiran dan semangat kita satu. Kita semua sama bangsa indonesia. Unity in diversity dalam naungan negara indonesia.
Begitupun kehidupan sosial bermasyarakat yang kita jalani. Sudah biasa, inklusi menjadi satu perekat kita dengan saudara saudari kita penyandang disabilitas. Saya lebih suka menyebutnya, Unity in human being. Karena sesungguhnya mereka tidak kita bedakan pada ketidakmampuan dis-able dan diff-able-nya. Kesatuan kita sama diciptakan sebagai manusia tanpa perbedaan ,makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang sangat sempurna..
"Cacat itu hanya tanda lahir semata, tidak ada perbedaan dengan yang tidak cacat". Mengutip dari perkataan sahabat disabilitas tunarungu (Baca: cacat = disabiitas. Dalam UU no.16 tahun 2016). Jadi tidak ada yang berbeda , pun di dalam kehidupan sosial bermasyarakat dimana kita hidup berdampingan dengan mereka.
Mereka sama seperti kita, dapat hidup bermasyarakat, bersosialisasi dengan lingkungannya, bekerja mencari nafkah, hidup dengan keluarganya, menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya dan mereka human being, manusia yang sama dengan kita. Tidak ada yang berbeda. Inilah keberagaman yang hakiki. Tidak perlu untuk di takuti ,dijauhi atau kuatir bersentuhan dengan mereka dan tidak perlu pula dikasihani karena mereka tidak butuh .Yang dibutuhkan adalah pengakuan keberadaan mereka yang sama seperti kita. Bagian bangsa yang besar ini.
Bersatu dalam perbedaan. kehidupan bersosial yang ada di dalam masyarakat sekitar. Memperlihatkan #keberagamanmasyarakat yang ada di bumi pertiwi Indonesia ini.
Karena kita semua sama dalam konsep diversity in Human being yang tadi di sampaikan di awal paragraf artikel ini. Yang jangan dilupakan diversity bukan perbedaan tetapi keberagaman.
.
kegiatan pengibaran sang saka merah putih 17 agustus 2019 oleh sahabat DMI disabilitas Surabaya. foto: dok.pribadi |
Penulis: eka Dian Riani - kim karung -kelurahan kalirungkut
Tidak ada komentar: